RENUNGAN ALAM BARZAKH
Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur
adalah karena keadaan yang umum terjadi. Karena pada umumnya jika
manusia meninggal dunia, dia dikubur dalam tanah. Namun, bukan berarti
orang yang tidak dikubur
terlepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang
dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar.
Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan
Rasulullâh n dalam sabdanya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُوْلَ اللَّهِ nقَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَإِذَا
مَاتَ فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْا نِصْفَهُ فِي الْبَرِّ وَنِصْفَهُ فِي
الْبَحْرِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ
عَذَابًا لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللَّهُ
الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ ثُمَّ
قَالَ لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَ
لَهُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Seorang yang tidak pernah
beramal baik sedikit pun berkata kepada keluarganya: apabila ia
meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya.
Kemudian sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan
sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu
untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang
tidak diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan debunya yang
terdapat dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya
kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut? [ Shahih
al-Bukhari no.7067 dan Shahih Muslim: no. 7157 ]Artinya
Dari kisah di
atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk lari
dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang menurut akal pikirannya
dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah Azza wa Jalla. Tetapi
hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Bila
seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah Azza wa
Jalla agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasan Allah Azza
wa Jalla jauh lebih kuat daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang
ditipu adalah dirinya sendiri.
Jika seorang Muslim mau
merenung sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di
alam kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa.
Bayangkan, bagaimana keadaan kita ketika berada dalam sebuah lubang yang
sempit lagi gelap, serta tidak ada cahaya sedikit pun. Betapa mencekam
suasana gelap itu dan menimbulkan rasa takut yang dalam, napas terasa
sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar,
panas, mau berteriak tidak seorang pun yang mendengar.
Akan
tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa
yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap.
Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang
yang beramal shaleh waktu di dunia, ia akan lulus dalam menjawab
pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga, ditemani
oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan. Kemudian senantiasa mencium
bau harum hembusan angin surga.
Adapun orang yang ketika hidup
di dunia bergelimang dosa dan maksiat, apalagi melakukan perbuatan
syirik. Ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas
hamparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan
berwajah buruk. Kemudian ia senantiasa mencium bau busuk hembusan panas
api neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan tempat tinggalnya
saat di alam kubur pada waktu pagi dan sore. Hal ini sebagaimana
disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ يُقَالُ هَذَا
مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat
tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni surga,
maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka
maka diperlihatkan tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya,
“Inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari kiamat”. [HR Muslim
no. 5110, Ahmad no. 5656, Mâlik no. 502]Artinya
Dan bila seorang
kafir, ia berpindah dari dunia dan menuju ke alam akhirat. Dan para
malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan wajah yang hitam.
Mereka membawa kain ketan yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari
mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat Maut duduk di
dekat kepalanya. Ia berkata, ‘Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju
kemurkaan Allah. Selanjutnya, ruhnya pun menyebar ke seluruh tubuhnya
dan malaikat Maut mencabut ruhnya dengan kuat seperti mencaput sisir
besi dari ijuk yang basah. Bila ruh itu telah diambil, malaikat itu
tidak membiarkannya sekejab mata di tangannya, sampai para malikat (ruh)
meletakkannya pada kain ketan yang kasar tersebut.
Kemudian ia
mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Selanjutnya para
malaikat membawa naik ruh tersebut. Tiada malaikat yang mereka lewati
kecuali mereka mengatakan, ‘Bau apa yang sangat keji ini?’ ia dipanggil
dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. Sehingga arwahnya
sampai pada langit dunia dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan
tetapi tidak diizinkan. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam membaca firman Allah
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ :
Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk
surga sampai onta masuk ke dalam lubang penjahit". [al-A`râf/7:40]Artinya
Setelah itu Allah Azza wa Jalla berkata, "Tulislah catatan amalnya di
Sijjîn pada lapisan bumi yang paling bawah". Dan ruhnya dilemparkan
jauh-jauh. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
ayat:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ
السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ
سَحِيقٍ
Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka
seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung,
atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh [al-Hajj/22:31]Artinya
Setelah itu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua
orang malaikat yang menyuruhnya duduk. Kedua malaikat itu bertanya,
‘Siapa Rabbmu? ia menjawab, ‘Ha ha, aku tidak tahu’. Mereka bertanya
lagi, ‘Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?’ Ia menjawab, ‘Ha ha,
aku tidak tahu’. Maka seseorang menyeru dari langit, ‘Sungguh ia telah
berdusta’. Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah
satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka.
Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya saling
berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang yang bewajah jelek,
berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata, ‘Berbahagialah
dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu. Lalu ia
(mayat) bertanya, ‘Siapa engkau yang berwajah jelek?’ Ia menjawab, Aku
adalah amalanmu yang keji’. Lalu mayat itu mengatakan, ,Rabb ku
janganlah engkau datangkan Kiamat" [ HR. Ahmad ]
Resources:MAJELIS TAUSIAH PARA KYAI & USTADZ INDONESIA
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
"Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR Muslim)
0 komentar