بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
KEUTAMAAN
BERDZIKIR
Di dalam Al-Qur'an perintah berdzikir banyak sekali.Diantaranya adalah;
Al-Baqarah 2;152
Al-Baqarah 2;152

152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu [98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku.
[98] Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Al-Ahzaab, 33:35

35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min [1219], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
[1219] Yang dimaksud dengan "muslim" di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mu'min di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
[1219] Yang dimaksud dengan "muslim" di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mu'min di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
Al-Ahzaab, 33:42

42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
Al-A’raaf, 7:205

205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Dan juga beberapa sabda Rosululah saw;
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Perumpamaan orang yang ingat
akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup
dengan orang yang mati.HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208
Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ
مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ
الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ
فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا
أَعْنَاقَكُمْ))؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ:
((ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Maukah kamu, aku tunjukkan
perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling
mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih
baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau
mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai
Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha
Tinggi”. HR. At-Tirmidzi 5/459, Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula Shahih Tirmidzi 3/139 dan
Shahih Ibnu Majah 2/316
يَقُوْلُ
اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ،
وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ
نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ،
وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ
إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ
أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Allah Ta’ala berfirman: Aku
sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan
rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya
dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya
dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu
sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta,
Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa),
maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”.HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061
وَعَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ
أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ: ((لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ
رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
Dari Abdullah bin Busr
Radhiallahu’anhu, dia berkata: Bahwa ada seorang lelaki berkata: “Wahai,
Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu,
beritahulah aku sesuatu buat pegangan”. Beliau bersabda: “Tidak hentinya lidahmu
basah karena dzikir kepada Allah (lidahmu selalu mengucapkannya).”HR. At-Tirmidzi 5/458, Ibnu Majah 2/1246, lihat pula dalam Shahih At-Tirmidzi
3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/317.
((مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ
اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الـم}
حَرْفٌ؛ وَلَـكِنْ: أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu
huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan
dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf.
Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/9 dan Shahih Jaami’ush
Shaghiir 5/340
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ فَقَالَ:
((أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى
بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيْقِ فَيَأْتِيْ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ
فِيْ غَيْرِ اِثْمٍ وَلاَ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ؟ ))
فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ:
((أَفَلاَ يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ
فَيَعْلَمَ، أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ
مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ
مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ
اْلإِبِلِ)).
Dari Uqbah bin Amir
Radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar,
sedang kami di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda: “Siapakah di
antara kamu yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq,
lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa
atau memutus sanak?” Kami (yang hadir) berkata: “Ya kami senang, wahai
Rasulullah!” Lalu beliau bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu tidak
berangkat pagi ke masjid, lalu memahami atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu
lebih baik baginya daripada dua unta.
Dan (bila memahami atau membaca) tiga
(ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila memahami atau
mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta),
dan demikian dari seluruh bilangan unta.”HR. Muslim 1/553
((مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ
يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ
مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ
تِرَةٌ)).
“Barangsiapa
yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya,
pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam
suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman
dari Allah.”HR. Abu Dawud 4/264; Shahihul Jaami’ 5/342.
((مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ
يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ، وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ
عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ
لَهُمْ)).
“Apabila suatu
kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca
shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka,
maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni
mereka.”Shahih At-Tirmidzi 3/140
((مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ
مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ
حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ
حَسْرَةً)).
“Setiap kaum
yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di
dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi
penyesalan mereka (di hari Kiamat).” HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami’ 5/176
Resources Hisnul Muslim
0 komentar